Monday 9 May 2016

ISU - ISU WACANA



Analisis wacana adalah suatu pengkajian terhadap unsur-unsur yang membuat suatu wacana koheren (Cook, 1994:6). Fokus kajian analisis wacana, menurut Crystal (1985) adalah struktur, yang secara alamiah ada pada bahasa lisan, misalnya: percakapan, wawancara, dan ucapan-ucapan tertentu. Pengertian analisis wacana di atas, masih dalam kategori pengertian dasar, karana pengertian tersebut terus berkembang.

 Ada tiga kelompok analisis wacana, iaitu aliran :
 (a)positivisme-empiris,
 (b)konstruktivisme, dan
 (c) pandangan kritis.

            Menurut kefahaman positivisme-empiris, pengkajian analisis wanaca difokuskan pada keteraturannya, iaitu kegramatikalan kalimat dan kepaduan wacana. Karana menurut faham ini bahasa (wacana) adalah jambatan penghubung antara manusia dengan objek dunia luar, sehingga bahasa (wacana) perlu dibuat dengan baik. Analisis wacana tradisi positivisme ini mempelajari aturan-aturan yang harus dipenuhi oleh wacana agar suatu wacana baik. Dalam pandangan ini, paradigma subjek—objek komunikasi dipisahkan.  Analisis wacana model ini masih banyak dipengaruhi oleh pola aliran transasisional, dalam memandang bahasa.
            kefahaman konstruktivisme dalam mengkaji wacana, berbeza dengan faham positisme-empirik. Dalam menelaah wacana, subjek—objek komunikasi tidak dapat dipisahkan. Pola pikir ini banyak dipengaruhi pemikiran fenomenologi. Dalam khazanah ilmu bahasa kelompok ini dikenali  aliran interaksional (Wahab, 1998:69). kefahaman ini melihat subjek komunikasi dan hubungan sosialnya  sebagai aspek tunggal. Subjek komunikasi dipandang sebagai pelaku yang mampu mengawal wacana dengan  maksud-maksud tertentu. Setiap pernyataan adalah tindakan penciptaan makna, pengungkapan diri, dan pembentukan jati diri pembaca. Oleh sebab itu, analisis wacana model ini dimaksudkan sebagai analisis untuk membongkar maksud dan makna tertentu yang tersembunyi.
Kefahaman kritis (pandangan kritis) dalam menganalisis wacana mempertimbangkan faktor kekuasaan, karana faktor ini berperanan dalam membentuk jenis subjek (pelaku) dan perilaku yang mengikutinya.  Dalam proses produksi dan reproduksi wacana, subjek sangat berperanan. Oleh sebab itu, wacana yang dihasilkan perlu diteliti dengan kritis (dikritisi). Analisis wacana model ini berfokus pada kekuatan subjek dalam memproduksi wacana. Subjek dalam analisis faham kritis dianggap sebagai individu yang tidak neutral, sehingga bahasanya pun juga tidak neutral. Tujuan analisis wacana jenis ini adalah melihat secara kritis tentang: peranan subjek tertentu, tema, perspektif yang dipakai, dan tindakan tertentu yang sedang dilakukan terhadap masyarakat. Karana perspektifnya yang selalu kritis, maka analisis wacana jenis ketiga ini disebut analisis wacana kritis.
Analisis wacana dalam mengkaji bahasa mempunyai sikap yang berbeza dengan linguistik kalimat.
Data bahasa dalam analisis wacana berciri :
 (a) bahawa bahagian-bahagian bahasa itu membentuk satu kesatuan (saling berkait),
(b) mengutamakan pencapaian makna,
(c) bahasa hadir  dalam konteks tertentu, dan
 (d) data berasal dari hasil observasi (tidak dibuat-buat).

Sebaliknya, data bahasa dalam linguistik kalimat, mempunyai ciri :

(a) kalimat-kalimat lepas,
(b) tersusun berdasarkan tatabahasa yang benar,
(c) tanpa konteks, dan
(d) hasil pemikiran yang cenderung artifisial(Cook, 1994:12 )

No comments:

Post a Comment